Tata
Nama dan
Rumus
Senyawa Kimia
Coba perhatikan benda-benda yang ada pada sekeliling
kalian! Setiap benda yang kalian lihat tentu memiliki nama. Begitu pula dengan
teman-teman kalian di kelas. Tak satu orang pun yang tidak memiliki nama.
Sebuah nama memiliki peran yang sangat penting. Nama berfungsi sebagai
identitas diri. Coba bayangkan, apa yang akan terjadi jika suatu benda tidak
mempunyai nama! Bagaimana halnya dengan zat kimia yang ada di sekitar kalian?
Apakah juga memiliki nama?
Kita ambil contoh garam dapur.
Rumus kimia garam dapur adalah NaCl. Salah satu nama kimianya adalah natrium
klorida. Negara-negara lain menyebut senyawa ini dengan nama sodium chloride, natrium chloratum, dan cloreto
de sodio. Setiap negara mempunyai nama zat tersebut yang berbeda. Untuk
menyeragamkan penamaan yang berbeda-beda ini, IUPAC telah menetapkan rumus
kimia yang berlaku universal.
Setiap zat kimia memiliki identitas berupa nama
kimia dan rumus kimianya. Kosakata dalam bahasa kimia banyak terkait dengan
nama dan rumus kimia. Penulisan nama dan rumus kimia sangat penting karena
keduanya merupakan identitas yang membedakan satu zat dengan zat lain. Hal ini
juga diperlukan dalam menyatakan reaksi kimia dalam suatu persamaan kimia. Bagaimana
penerapan aturan IUPAC dalam penamaan kimia dan rumus kimia? Simaklah uraian
berikut dengan seksama.
Rumus dan Tata Nama Senyawa
Tabel di atas menggambarkan nama IUPAC dan nama umum atau dagang dari
berbagai senyawa kimia yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Lalu,
bagaimanakah tata cara penamaannya?
Pemberian nama suatu senyawa
memerlukan cara yang sistematis. Penamaan senyawa diatur oleh IUPAC (International Union for Pure and Applied
Chemistry)
berdasarkan hasil kesepakatan para ilmuwan. Hal ini bertujuan agar nama setiap
senyawa di seluruh dunia sama. Terdapat dua kelompok besar senyawa yang sistem penamaannya akan kita
pelajari, yaitu senyawa anorganik dan
senyawa organik.
Rumus Kimia Senyawa Anorganik
Sebelum kita mempelajari tata
nama sebuah senyawa, kita harus mengetahui terlebih dahulu rumus kimia senyawa
tersebut. Rumus kimia menunjukkan jenis dan jumlah atom-atom penyusun dalam
setiap molekul senyawa.
1.
RUMUS SENYAWA BINER LOGAM – NON LOGAM
·
Unsur logam ditulis pertama, kemudian diikuti unsur nonlogam.
·
Unsur
logam membentuk kation, dan unsur
nonlogam membentuk anion.
·
Jumlah
total muatan ion-ion penyusun suatu senyawa = 0.
·
Angka
indeks (subskrip) menunjukkan jumlah atom/ion dalam setiap molekul.
·
Jika
jumlah atom/ion dalam senyawa = 1, maka angka indeks tidak perlu ditulis.
·
Angka
muatan ion dari suatu unsur akan menjadi
angka indeks unsur yang lain.
·
Jika muatan kation = muatan anion, maka angka indeks tidak
perlu ditulis.
2.
RUMUS SENYAWA BINER NON LOGAM – NON LOGAM
·
Rumus senyawa biner non logam – non logam dituliskan
·
Angka
indeks (subskrip) menunjukkan jumlah atom dalam setiap molekul.
·
Unsur
yang memiliki harga elektronegatif lebih rendah ditulis sebagai unsur pertama,
dan unsur yang memiliki harga elektronegatif lebih tinggi ditulis sebagai unsur
kedua.
·
Penamaan
senyawa mengikuti urutan berikut.Unsur kedua lebih bersiafat non logam daripada unsur pertama.
B-Si-C-Sb-As-P-N-H-Te-Se-S-I-Br-Cl-O-F
Contoh
: Senyawa PCl3 menunjukkan bahwa unsur Cl lebih elektronegatif
daripada unsur P sehingga Cl ditulis sebagai unsur kedua. Rumus kimia PCl3
menunjukkan bahwa pada setiap molekul PCl3 terdapat 1 atom P dan 3
atom Cl.
·
Namun ada beberapa senyawa non logam-nonlogam yang tidak mengikuti aturan
karena sudah dikenal sebagai nama umum.
B2H6
: Diborana PH3
: Fosfin
CH4
: Metana H2O
: air
SiH4
: Silana H2S
: asam sulfida
NH3
: Ammonia
Senyawa anorganik adalah golongan senyawa yang tidak
mengandung atom karbon organik. Pembahasan
tata nama senyawa anorganik yang kita pelajari meliputi:
·
Senyawa biner dari
logam-non logam
·
Senyawa biner dari non logam - non logam
·
Senyawa yang mengandung
ion poliatom
·
Senyawa asam dan basa.
·
Senyawa hidrat
Senyawa biner adalah senyawa yang hanya tersusun atas dua jenis
unsur. Senyawa biner dari logam dan non logam
umumnya adalah senyawa ion. Logam
membentuk ion positif (kation) dan non-logam membentuk ion negatif (anion).
Nama kation logam dan anion non-logam (monoatom) diberikan pada tabel berikut.
Tabel
1. Beberapa kation dan anion monoatomik
Ø Tata
nama senyawa biner logam dan non-logam adalah sebagai berikut.
a. - Untuk logam yang memiliki satu bilangan oksidasi (logam
utama), maka penamannya
a. - Untuk unsur logam
yang memiliki beberapa bilangan oksidasi (logam transisi),
maka penamannya:
Sebagai
contoh, senyawa FeO dan Fe2O3. Fe dapat membentuk kation
Fe2+ dan Fe3+, maka:
No comments:
Post a Comment