--> Praktik Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif_Deseminasi Pemahaman dan Penerapan Budaya Positif di Sekolah | Ibeli Ketut

Thursday, October 26, 2023

Praktik Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif_Deseminasi Pemahaman dan Penerapan Budaya Positif di Sekolah

| Thursday, October 26, 2023

DESEMINASI PEMAHAMAN DAN PENERAPAN 
BUDAYA POSITIF DI SEKOLAH

Oleh: I Ketut Sukedana, S.Pd.

CGP Angkatan 9_SMA Negeri 1 Melaya_Kabupaten Jembrana

(Senin, 23 Oktober 2023)

Latar Belakang

    
    Sekolah diibaratkan sebagai tanah tempat bercocok tanam sehingga guru harus mengusahakan sekolah jadi lingkungan yang menyenangkan, menjaga, dan melindungi murid dari hal-hal yang tidak baik. Dengan demikian,  karakter murid tumbuh dengan baik. Sebagai contoh, murid yang tadinya malas menjadi semangat, bukan kebalikannya. Murid akan mampu menerima dan menyerap suatu pembelajaran bila lingkungan di sekelilingnya terasa aman dan nyaman. Selama seseorang merasakan tekanan-tekanan dari lingkungannya, maka proses pembelajaran akan sulit terjadi.

    Dengan demikian, salah satu tanggung jawab seorang guru adalah bagaimana menciptakan suatu lingkungan positif yang terdiri dari warga sekolah yang saling mendukung, saling belajar, saling bekerja sama sehingga tercipta kebiasaan-kebiasaan baik; dari kebiasaan-kebiasaan baik akan tumbuh menjadi karakter-karakter baik warga sekolah, dan pada akhirnya karakter-karakter dari kebiasaan-kebiasaan baik akan membentuk sebuah budaya positif.

    Budaya Positif merupakan nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan yang berpihak pada murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat, dan bertanggung jawab. Salah satu unsur utama dari budaya positif adalah disiplin positif sebagai salah satu wadah menciptakan budaya positif yang berhubungan erat dengan tercapainya tujuan pendidikan sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara. Budaya positif sangat terkait dengan disiplin. Menurut Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa

“dimana ada kemerdekaan, disitulah harus ada disiplin yang kuat. Sungguhpun disiplin itu bersifat ”self discipline” yaitu kita sendiri yang mewajibkan kita dengan sekeras-kerasnya, tetapi itu sama saja;

    Dalam mewujudkan  kemerdekaan pada murid tersebut perlu adanya pemahaman bagi setiap warga sekolah untuk bisa mengubah paradigm stimulus respon menjadi teori control, menumbuhkan motivasi intrinsik untuk melaksanakan apa yang diyakini sehingga akan muncul kesadaran baik dari pihak guru dalam menuntun muridnya guna membangun budaya positif yang membuat murid merasa aman, nyaman dan bahagia ketika melaksanakan proses belajar di sekolah. Oleh karena itu berbagi pengetahuan terhadap guru dan murid tentang budaya positif ini sangat diperlukan untuk menyatukan pemahaman apa itu budaya positif, konsep-konsep apa yang harus dikuasai dan apa yang harus dilakukan untuk menumbuhkembangkan budaya positif disekolah.

Tujuan

  1. Mewujudkan murid yang merdeka dan memiliki disiplin diri yang kuat.
  2. Menumbuhkan budaya positif dengan meyakini nilai-nilai kebijakan universal.
  3. Berbagi pemahaman bagi guru lain tentang budaya positif dan berbagi praktik baik tentang implementasi budaya positif di sekolah.

Tolak Ukur

  1. Terbentuknya keyakinan kelas yang melibatkan murid dalam penyusunannya.
  2. Murid mampu melaksanakan keyakinan – keyakinan kelas yang sudah dibuat.
  3. Guru mampu menerapkan segitiga restitusi dalam membantu menyelesaiakan permasalahan yang dialami murid.
  4. Dilaksanakannya kegiatan berbagi pengetahuan dan praktik baik terkait dengan budaya positif di sekolah.
  5. Terjadinya diskusi dan satu pemahaman warga sekolah tentang budaya positif dan upaya mewujudkan bersama.

Lini Masa Tindakan

  1. Menghadap Kepala Skeolah untuk menjelaskan pentingnya penanaman budaya positif dan keyakinan kelas di sekolah, serta meminta ijin untuk mengaplikasikan budaya positif di kelas dengan membuat keyakinan kelas serta untuk mendesimansikan budaya positif bersama reka guru yang lain.
  2. Membuat keyakinan kelas bersama murid-murid di kelas.
  3. Menerapkan segitiga restitusi dalam membantu permasalahan yang dialami oleh murid.
  4. Mengumpukan rekan guru untuk mendeseminasikan pemahaman dan penerapan budaya positif di sekolah (pembentukan keyakinan kelas dan penerapan segitiga restitusi).
  5. Berkolaborasi dengan wali kelas lain untuk membuat Keyakinan Kelas di masing-masing kelas.

Dukungan yang dibutuhkan

  1. Seluruh warga sekolah berkolaborasi untuk mewujudkan budaya positif secara berkelanjutan.
  2. Sarana dan prasarana yang dibuthkan untuk mendukung program budaya positif.
  3. Orang tua di rumah dalam melakukan pembiasaan positif di rumah.

AKSI NYATA

  • Membuat Keyakinan Kelas

        Dalam membuat keyakinan kelas, perlu dilakukan pemberian pemahaman dulu kepada semua murid tentang apa itu keyakinan kelas, mengapa itu diperlukan, apa perbedaan keyakinan kelas dan peraturan, mengapa diperlukan keyakinan kelas tidak cukup peraturan saja. Dengan pemberian pemahaman ini, murid akan paham tentang tujuan pembuatan keyakinan, nilai-nilai kebajikan universal. Hal ini akan mempermudah dalam pembuatan dan penerapan keyakinan kelas dan murid-murid mampu meningkatkan disiplin diri dan menumbuhkan suasana budaya positif di kelas sehingga keyakinan tersebut tidak hanya berfungsi sebagai pajangan saja. Adapun langkah – langkah yang dilakukan dalam membuat keyakinan kelas meminta murid untuk berpikir atau bermimpi suasana apa yang bisa membuat mereka merasa nyaman, aman dan senang belajar di kelas, kemudian siswa menuliskan atau mencurahkan aturan-aturan yang bisa diterapkan untuk mewujudkan mimpi tersebut. Dari peraturan yang telah diusulkan tentunya ada aturan – aturan yang menggunakan kalimat negatif sehingga tahap selanjutnya dilakukan pengubahan kalimat yang negative tersebut untuk menjadi kalimat yang positif. Tahap selanjutnya yaitu menemukenali nilai-nilai kebajikan yang ditemukan di dalam peraturan tersebut. Selanjutnya menyusun keyakinan kelas dan menempelnya di tempat yang mudah dilihat. Dalam pembuatan keyakinan kelas di Kelas X-1 SMAN 1 Melaya, diperoleh empat buah nilai kebajikan universal yang menjadi keyakinan mereka yaitu : 1) kebersihan; 2) disiplin; 3) toleransi; dan 4) tanggung jawab.

  • Penerapan Segitiga Restitusi

    Penerapan segitiga restitusi meliputi tiga tahapan yaitu menstabilkan identitas, validasi tindakan yang salah, dan menanyakan keyakinan kelas. Dalam kasus yang dihadapi oleh murid, identitas murid perlu di stabilkan sehingga mereka bisa kembali ke kelompoknya tanpa merasa terkucilkan. Pada saat melakukan aksi nyata, murid di berikan kesempatan untuk mencari ide kegiatan yang bisa menyelesaikan permasalahannya sendiri. Dalam penerapan ini, murid bisa menyampaikan ide untuk memecahkan masalahnya dan murid pun merasa senang ketika di bina.

  • Deseminasi Pemahaman dan Penerapan Budaya Positif di Sekolah

        Tahap kegiatan ini merupakan pengimbasan budaya positif pada rekan guru di sekolah. Agar kegiatan dapat terlaksana dengan lancar, maka sebelumnya terlebih dulu kita lakukan Sosialisasi dan koordinasi kegiatan dengan rekan guru dan juga minta ijin atasan dalam hal ini Kepala Sekolah.

 

Harapan dan Ekspektasi

    Harapan dari kegiatan yang dilaksanakan yaitu Seluruh warga sekolah dapat melaksanakan Budaya Positif sehingga demikian dapat menciptakan lingkungan yang kondusif, aman dan nyaman bagi siswa dalam proses dalam rangka menemukan potensi diri dan kekuatan kodratnya sehingga mencapai keselamatam dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

Evaluasi dan Refleksi

        Pada tahap ini guru melakukan evaluasi terhadap aksi nyata yang telah dilaksanakan apakah sudah berjalan dengan baik atau masih harus disempurnakan. Guru juga tidak lupa meminta umpan balik kepada murid terhadap pelaksanaan aksi nyata yang telah dilakukan dan membuat program perbaikan untuk ke depannya. Tahap ini kita mengevaluasi menyeluruh apa yang telah di lakukan. Hal yang baik tentunya dipertahankan dan di tingkatkan, sementara yang kurang maksimal kita kuatkan lagi agar ke depan bisa lebih maksimal.  

Dokumentasi Kegiatan

  • Membuat Keyakinan Kelas

 

  • Penerapan keyakinan kelas

 

  • Berkolaborasi dengan wali membuat keyakinan kelas

      

  • Menerapkan segitiga restitusi

   

  • Mendeseminasikan pemahaman dan penerapan budaya positif di sekolah


Kunjungi pula :
Bukti karya di PMM : Bukti Karya


SALAM DAN BAHAGIA
TERGERAK - BERGERAK - MENGGERAKKAN


Related Posts

No comments:

Post a Comment